Pemkab Pamekasan Normalisasi Sungai 15 Km

Pamekasan  – Untuk mengantisipasi banjir yag sering melanda kota Pamekasan, kini pemkab berancang-ancang melakukan normalisasi sungai yang membentang di tengah kota hingga ke hilir pinggir pantai, sepanjang 15 km.

Bupati Pamekasan, Achmad Syafii, di sela-sela meninjau Kali Semajid dan Kali Jombang di Kelurahan Jungcangcang dan Kelurahan Patemon, Kecamtan Kota, Pamekasan, Senin (3/2/2014) mengatakan, prioritas utama saat ini membebaskan kota dari banjir. Sebab terjadinya banjir yang melanda kota selama ini akibat dari meluapnya air di Kali Semajid dan Kali Jombang, karena aliran ke hilir tidak lancar.

Syafii yang saat itu bersama Wakil Bupati, Khalil Asyari dan sejumlah kepala dinas terkait mengungkapkan, di tengah kota terdapat pertemuan dua sungai besar, kondisinya sudah mengalami pendangkalan, sehingga diperlukan pengerukan. “Ini merupakan salah satu cara untuk menanggulangi banjir di kota. Upaya ini sudah kami ajukan balai Kali Brantas,” ujar Syafii kepada Surya.

Diakui, jika saat ini di Kali Jombang dan Kali Semajid sudah dipasang pelengsengan beton, untuk melindungi rumah warga di sekitar sungai yang sering terendam air.

Namun, pelengsengan ini tidak akan efektif, jika sungainya tidak dikeruk, karena berakibat ke kawasan lain.

Dijelaskan, selain normaliasi sungai, pemkab akan membuat sudetan yang melintas di Jl Jokotole, di sekitar kawasan SMP 5 dan kantor pemkab timur. Mengingat selama ini jika terjadi hujan, rumah warga dan kantor pemkab terendam banjir, karena lokasi di sana arealnya rendah.

Namun Syafii enggan menjelaskan, berapa panjang sudetan yang akan dibuat itu, masih disurvei dan tengah dibicarakan dengan konsultan. “Untuk pembuatan sudetan ini, kami sudah menganggarkan dana senilai Rp 3,5 miliar merupakan bantuan nasional penanggulangan bencana, untuk membuka baru alira sungai agar di kawasan timur terbebas dari banjir,” kata Syafii.

Diakui, belakangan ini pemkab sering menggelar pertemuan dengan Camat, lurah, kades berikut ketua RT RW, untuk membahas masalah banjir di kota dengan mengajak masyarakat menjaga lingkungan, tidak membuang sampai sembarang di saluran air, sehingga ketika banjir kondisinya tidak terlalu parah.

Kepada camat dan lurah dan kades, ia meminta mengendalikan dan menjaga lahan milik negara agar tidak dimanfaatkan warga secara pribadi, dengan mengesampingkan kepentingan banyak warga, seperti penanaman pohon di pinggir jalan dai tepi sungai.

“Dulu, kami bersama kepala badan lingkungan hidup menanam banyak pohon, untuk kelestarian lingkungan dan serap air. Tapi sekarang pohon itu sudah tidak ada dan lahannya dikuasi warga. Ini yang sangat kami sayangkan,” kata Syafii. (*)

(Sumber: Tribunnews.com)

Related News

Tidak ada komentar:

Leave a Reply