Menurut Hariyanto salah satu warga setempat, perbaikan jembatan itu sudah diusulkan sejak tahun 2012 lalu, namun kemudian dibatalkan tanpa alasan jelas, sehingga warga terutama anak-anak yang akan mengaji atau bersekolah, khawatir apabila harus menyeberang di jembatan tersebut.
“Kemarin anak-anak sekolah itu keperosok di sana, kan banyak yang rusak, bolong, sedangkan jembatan ini memang dibutuhkan sama masyarakat, terutama anak-anak ngaji, sekolah gitu, jadi anak-anak sekolah SD itu enak, orang tua itu tenang soalnya lewat dalam kan, tidak lewat jalan raya, ya kalau warga ya resah dengan adanya jembatan kayak gini, menurut informasi kemarin kan sudah dapat,” keluhnya.
Warga berharap, agar jembatan yang pernah rusak parah akibat luapan air sungai pada tahun 2013 lalu itu dapat segera diperbaiki, karena jembatan yang selama ini menjadi akses pendidikan dan ekonomi tersebut, merupakan salah satu jembatan alternatif penghubung 3 kelurahan, masing-masing Jungcangcang, Parteker dan Kelurahan Bugih.
Sementara, Kepala Dinas PU Cipta Marga Pemkab Pamekasan Totok Hartono, justru meminta maaf kepada masyarakat dan menjelaskan, bahwa proyek perbaikan jembatan senilai Rp350 juta itu tertunda, karena lelang gagal dan saat akan diumumkan kembali, waktu pelaksanaannya tidak mencukupi. (AH/WDA)
Tidak ada komentar: